PACITAN – Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, memberikan apresiasi langsung kepada seorang ayah dan putrinya yang terekam kamera tengah berkendara dengan mematuhi aturan lalu lintas.
Keduanya menjadi sorotan atas disiplin mereka, khususnya sang putri cilik yang tampak mengenakan helm dengan benar.
Dalam momen tersebut, Kapolres Ayub Diponegoro Azhar menyapa keduanya.
“Tidak apa-apa, mungkin dia (anak) takut,” ujar Kapolres melihat ekspresi malu-malu sang anak, seperti diunggah di akun instagram Kapolres Pacitan dan dilihat pada Minggu (20/7/2025) di Pacitan.
“Selamat, ya. Semoga selalu tertib berlalu lintas karena sudah menggunakan helm,”imbuh Kapolres.
Sebagai bentuk penghargaan dan penyemangat, Kapolres Pacitan menyerahkan hadiah berupa tas sekolah dan buku bacaan kepada anak tersebut.
“Ini buat adik, ini sama buku tulis. Semoga berkenan,” ucap AKBP Ayub Diponegoro Azhar.
Hadiah itu disambut dengan respons polos dari sang anak, “Ya, terima kasih.”
Kapolres menegaskan bahwa pemberian apresiasi ini bukan sekadar hadiah, melainkan simbol harapan agar nilai disiplin dan tanggung jawab tertanam sejak dini.
“Terima kasih atas inspirasinya. Semoga dapat selalu tertib dan menjadi contoh yang baik untuk masyarakat,” pungkasnya.
Apresiasi ini diberikan di tengah gelaran Operasi Patuh Semeru 2025 oleh Kepolisian Resor (Polres) Pacitan, yang berlangsung dari 14 hingga 27 Juli.
Operasi ini tidak hanya menertibkan lalu lintas secara umum, tetapi juga secara khusus menyasar pelajar sebagai upaya preventif menekan angka kecelakaan.
Sejalan dengan dimulainya tahun ajaran baru, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Pacitan mengintensifkan pendekatan edukatif dan persuasif ke lingkungan sekolah.
Langkah ini diambil mengingat pengendara usia pelajar dinilai memiliki tingkat kerawanan tinggi dan menjadi salah satu pemicu kecelakaan di wilayah tersebut.
Polres Pacitan juga menekankan bahwa pendekatan humanis menjadi napas utama keseluruhan Operasi Patuh Semeru 2025.
Stigma operasi yang kaku dan menakutkan sengaja diubah menjadi momen edukasi bagi masyarakat, dengan fokus utama pada pembangunan kesadaran.
Pengendara di bawah umur menjadi satu dari tujuh prioritas utama dalam operasi ini, yang ditetapkan bukan untuk mencari kesalahan, melainkan sebagai dasar edukasi agar masyarakat lebih tertib dan aman di jalan.
Selain pengendara di bawah umur, enam prioritas lain yang menjadi fokus dalam operasi ini meliputi penggunaan ponsel saat berkendara, berboncengan lebih dari satu orang, tidak memakai helm SNI atau sabuk pengaman, berkendara di bawah pengaruh alkohol, melawan arus, serta melebihi batas kecepatan.
0 Komentar