Kegiatan dimulai sejak sore hari di lapangan terbuka Lapas Surabaya, di mana seluruh peserta perkemahan berkumpul untuk mengikuti pembukaan rangkaian acara. Semangat kebersamaan dan antusiasme tampak mengisi setiap sudut kegiatan. Memasuki malam hari, acara dilanjutkan di Aula Lapas Surabaya, yang menjadi panggung utama pentas seni para WBP dari berbagai lapas se-Jawa Timur.
Dalam momen puncak tersebut, lima WBP aktif binaan kepramukaan dari Lapas Pemuda Madiun yang tergabung dalam satuan PRASDAUN (Pramuka Lapas Pemuda Madiun) menampilkan pertunjukan bertema "Messenger of Peace". Penampilan ini menjadi salah satu yang paling memukau malam itu, menampilkan kombinasi ketangkasan bela
diri pencak silat, keterampilan menggunakan senjata tradisional, serta lantunan Tilawatil Quran yang menyentuh hati.
Lebih dari sekadar hiburan, pertunjukan mereka membawa pesan kuat tentang perdamaian, spiritualitas, dan perubahan diri. Sorak tepuk tangan dan apresiasi dari para penonton menandakan betapa penampilan ini meninggalkan kesan mendalam.
Kepala Lapas Pemuda Madiun, Wahyu Susetyo, mengungkapkan rasa bangganya terhadap semangat dan dedikasi para WBP binaannya. “Apa yang ditampilkan malam ini adalah buah dari proses pembinaan yang berkesinambungan. Mereka tidak hanya belajar keterampilan, tetapi juga menanamkan nilai moral, kedisiplinan, dan semangat untuk menjadi pribadi yang lebih baik,” ujar Wahyu.
Penampilan Lapas Pemuda Madiun dalam ajang ini menunjukkan bahwa pembinaan melalui kegiatan kepramukaan mampu membentuk karakter dan membangkitkan potensi yang ada dalam diri warga binaan. Lebih dari itu, ini menjadi bukti bahwa tembok dan jeruji bukan penghalang untuk terus bermimpi dan berkarya.
Dengan tampil sebagai sorotan utama, Lapas Pemuda Madiun berhasil membuktikan bahwa transformasi positif bisa dimulai dari dalam lapas — dan bahwa setiap warga binaan memiliki kesempatan untuk bangkit, berproses, dan kembali ke masyarakat dengan wajah baru. (Humas Lapas Pemuda Madiun)
0 Komentar